KESEHATAN
Organisasi Kesehatan Dunia yang kemudian juga dianut oleh Departemen
Kesehatan mengatakan bahwa: Sehat adalah sejahteraan jasmani, rohani dan
sosial; bukan hanya bebas dari penyakit, ataupun kelemahan jasmani. Dalam
hubungan dengan olahraga maka pengertian sehat ialah Sejahtera JASMANI, bukan
hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan jasmani.
Olahraga memang mengolah raga/jasmani, akan tetapi dapat pula
menjangkau aspek rokhani dan aspek sosial. Hal ini disebabkan oleh karena
suasana olahraga adalah suasana lapangan yang merupakan suasana yang sangat
informal, yang akan sangat mencairkan kekakuan-kekakuan yang disebabkan oleh
adanya perbedaan-perbedaan umur, pendidikan, kondisi ekonomi maupun status
sosial seseorang. Suasana lapangan yang bebas demikian membangkitkan
kegembiraan, menghilangkan ketegangan pikiran/stres (aspek rohani) dan
memungkinkan terjadinya Silaturahmi (aspek sosial) yang lebih baik
Ditinjau dari sudut fungsi (Ilmu Faal), maka sehat ialah normalnya
fungsi alat-alat tubuh (Jasmani) secara keseluruhan. Fungsi alat-alat tubuh
berubah-ubah dari keadaan istirahat tidur sampai keadaan kerja maksimal. Oleh
karena itu ditinjau dari sudut ilmu Faal, maka sehat terdiri dari 2 tingkatan :
1. Sehat statis fungsi alat-alat tubuh normal pada keadaan istirahat.
2. Sehat dinamis fungsi alai-alat tubuh normal pada keadaan gerak,
kerja atau olahraga.
Orang yang sehat dinamis pasti sehat statis, tetapi tidak sebaliknya.
Contohnya : orang kuat berlari pasti dapat berdiri, tetapi tidak pasti sebaliknya
! GERAK merupakan ciri kehidupan yang terpenting ! TIADA HIDUP TANPA GERAK !
Makin banyak pergerakannya, nyata kehidupannya ! Apalah arti hidup ini bila tak
mampu bergerak! Kemampuari gerak yang lebih baik menunjukkan KWALITAS HIDUP
yang lebih baik! Dalam hubungan dengan hal ini maka memang olahraga akan
membuat orang menjadi lebih mampu bergerak, menjadi lebih sehat dinamis, yang
berarti meningkatnya kualitas hidup !
Olahraga juga akan membuat orang menjadi awet muda; muda dalam
kemampuan fungsionalnya. Orang dengan usia 50 atau bahkan 60 tahun yang
melakukan olahraga dengan teratur dan adekuat (cukup takarannya) dapat
mempunyai kemampuan fungsional yang sama dengan orang usia 20 tahun yang tidak
melakukan olahraga.
Ketiadaan atau kekurangan gerak apapun penyebabnya akan menghasilkan
kemunduran kemampuan fungsional alat-alat tubuh dengan gejala-gejala sbb:
- Intoleransi orthostatik (Kurang mampu bertahan pada sikap berdiri).
Pada sikap berdiri debaran jantung menjadi lebih cepat, disertai
menurunnya tekanan darah, bahkan dapat menyebabkan orang menjadi pingsan bila
tekanan darahnya sangat menurun. Pada perubahan sikap dari jongkok atau
berbaring ke berdiri, mata berkunang-kunang atau bahkan gelap kemudian pingsan
yang disebabkan oleh karena tekanan darahnya sangat menurun. Pada dasarnya
gangguan ini disebabkan oleh karena ketidakmampuan perangkat pendukung gerak
khususnya jantung dan pembuluh darah menyesuaikan fungsinya terhadap perubahan
sikap tubuh, sehingga darah oleh pengaruh gaya berat akan turun ke bagian tubuh
yang lebih rendah, menyebabkan otak kekurangan darah dengan akibat pingsan.
- Degenerasi jaringan :
Aktivitas fisik menyebabkan otot-otot mengecil (atrofi). Dalam waktu
seminggu kekuata otot menurun 10-15%. Dalam waktu 3 minggu kapasitas kerja
menurun 20-25%.
- Degenerasi Tulang :
Tulang menjadi keropos
- Perubahan metabolisme
lemak:
Kadar kolesterol, khususnya kolesterol-LDL meningkat yang akan mempertiniggi
risiko terjadinya penyakit gangguan aliran darah, misalnya penyakit jantung
koroner dan stroke.
- Menurunnya tolerani
terhadap glukosa :
Khususnya pada pendekita diabetes, inaktivitas fisik menyebabkan
meningkatnya resistensi terhadap insulin (menurunnya kepekaan terhadap insulin)
yang menyebabkan kadar gula darah menjadi lebih sulit dikendalikan, yang akan
memperbesar kemungkinan terjadinya penyulit (komplikasi).
Olahraga akan dengan cepat memulihkan orang dari keadaan tersebut di
atas. Olahraga juga dapat mencegah, memperbaiki dan bahkan menyembuhkan
penyakit-penyakit non-infeksi. Orang dengan penyakit non-infeksi yang melakukan
olahraga, penggunaan obatnya dapat berkurang atau bahkan dapat dihentikan sama
sekali.
Penyakit non-infeksi meliputi:
1. Penyakit hypokinetik:
Penyakit kelemahan jasmani (loyo), yang banyak dijumpai pada orang
yang kurang bergerak: Bila bergerak atau bekerja, orang ini akan lekas lelah
dan sesak nafas, menunjukkan rendahnya kemampuan kerja fisiknya.
2. Penyakit olahdaya (metabolisme):
- Kegemukan (obesitas)
- Penyakit gula (Diabetes mellitus)
- Kelebihan lemak darah (hyperlipidemia)
3. Penyakit jantung dan
pembuluh darah:
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit tekanan darah (tinggi/rendah)
- Stroke
4. Penyakit psikosomatik:
- Penyakit lambung/maag (gastritis)
- Penyakit bengek (asma bronkial)
- Penyakit kulit eczema/dermatitis.
Kata lain dari sehat ialah sakit; sehingga sama halnya dengan
kekayaan, maka sesungguhnya sehat juga bertingkat-tingkat. Karena itu lebih
tepat bila istilah “sehat” diartikan sebagai “derajat sehat”. Demikianlah maka
bila diusahakan, derajat kesehatan masih selalu dapat ditingkatkan, tetapi
sebaliknya akan menurun bila ditelantarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar